Strategi Pemerintah dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Pemerintah telah mengumumkan paket stimulus ekonomi untuk tahun 2025, yang diharapkan mampu menjawab berbagai tantangan perekonomian nasional. Kebijakan ini dirancang tidak hanya untuk pemulihan jangka pendek, tetapi juga sebagai langkah memperkuat fondasi ekonomi jangka panjang.
Dalam rencana tersebut, pemerintah menyusun beberapa program akselerasi yang akan dilaksanakan pada tahun 2025. Selain itu, terdapat empat program lanjutan yang direncanakan untuk tahun 2026 dan lima program prioritas yang fokus pada penciptaan lapangan kerja.
Beberapa program utama yang disiapkan antara lain:
- Program magang bagi lulusan perguruan tinggi.
- Inisiatif padat karya yang ditujukan pada sektor-sektor dengan potensi penyerapan tenaga kerja tinggi seperti pariwisata, hotel, restoran, dan kafe.
Paket stimulus ini bertujuan untuk menghadapi dua tantangan sekaligus: menciptakan peluang kerja baru dan menjaga ketahanan ekonomi nasional. Namun, apakah kebijakan ini akan memberikan dampak maksimal terhadap perekonomian Indonesia?
Seorang peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Ahmad Heri Firdaus atau dikenal sebagai Heri, memberikan pandangan tentang stimulus ekonomi ini. Menurutnya, meskipun kebijakan ini memiliki potensi untuk memberikan dampak positif dalam jangka pendek, terutama melalui peningkatan kepercayaan pasar dan dorongan terhadap aktivitas produksi, ia menyayangkan bahwa kebijakan ini hadir sedikit terlambat.
Heri menilai bahwa stimulus ini seharusnya dikeluarkan lebih cepat oleh pemerintah untuk merespon situasi ekonomi yang tidak stabil. Ia menegaskan bahwa keberhasilan paket stimulus sangat bergantung pada implementasi yang tepat waktu dan efektif, terlebih di tengah tantangan seperti inflasi dan tekanan nilai tukar.
Selain itu, Heri menekankan pentingnya kebijakan jangka panjang untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas nasional. Menurutnya, kebijakan stimulus yang dikeluarkan tidak cukup untuk memberikan dorongan pertumbuhan ekonomi secara jangka panjang.
Ia menyarankan pemerintah untuk memikirkan bagaimana mendukung peningkatan daya saing dan produktivitas nasional secara jangka panjang. Meskipun stimulus ini punya potensi untuk mendorong daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi, Heri beranggapan target pertumbuhan ekonomi yang dikejar oleh pemerintah Indonesia untuk tahun 2025 sebesar 5 persen sulit untuk dicapai.
Namun, ia berpendapat bahwa jika penerapan stimulus 8+4+5 ini berjalan mulus dan tepat waktu, Indonesia memiliki modal yang cukup baik untuk memperbaiki angka pertumbuhan ekonomi di tahun depan.
Episode lengkap pembahasan tentang stimulus ekonomi ini dapat disimak di SuarAkademia, sebuah platform diskusi seru mengenai isu-isu terkini bersama akademisi. Episode SuarAkademia terbit setiap pekan dan tersedia di Spotify, Youtube Music, serta Apple Podcast.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!