
Pergerakan Pasar Saham di Bursa Efek Indonesia
Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari Kamis, 25 September 2025 pukul 11.59 WIB, menunjukkan tekanan jual terhadap sejumlah saham unggulan. Data yang tersedia menunjukkan bahwa saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengalami penurunan tajam sebesar 7,20% atau turun Rp250 menjadi Rp3.220 per saham. Penurunan ini menjadi salah satu yang paling dalam di sektor pertambangan, khususnya karena fluktuasi harga emas dunia yang masih bergerak negatif sejak awal pekan.
Pelemahan saham ANTM terjadi di tengah penurunan harga emas global di pasar London Bullion Market Association (LBMA) dan bursa berjangka COMEX. Hal ini memengaruhi sentimen investor terhadap emiten emas. Selain itu, aksi ambil untung setelah penguatan harga saham tambang dalam beberapa pekan terakhir juga turut memperdalam koreksi hari ini.
Ketidakpastian kebijakan suku bunga The Fed dan pergerakan kurs dolar AS juga memberikan tekanan pada sektor logam mulia. Tidak hanya sektor pertambangan, sektor perbankan juga mengalami tekanan. Salah satunya adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), yang terkoreksi sebesar 1,68% atau turun Rp70 menjadi Rp4.100 per saham.
Ringkasan Kapitalisasi yang Hilang
Berdasarkan data perdagangan per 25 September 2025, sesi I menunjukkan penurunan kapitalisasi yang signifikan untuk beberapa emiten utama:
- ANTM: Harga sebelumnya Rp3.470, sekarang Rp3.220. Jumlah saham beredar sebanyak 24,03 miliar. Kapitalisasi hilang sebesar ±Rp6,0 triliun.
- BBRI: Harga sebelumnya Rp4.170, sekarang Rp4.100. Jumlah saham beredar sebanyak 151,56 miliar. Kapitalisasi hilang sebesar ±Rp10,6 triliun.
Total kapitalisasi yang hilang mencapai ±Rp16,6 triliun. Perhitungan kapitalisasi dilakukan dengan rumus: Kapitalisasi = Harga × Jumlah Saham.
- ANTM:
- Sebelum: 3.470 × 24,03 miliar = Rp83,4 triliun
- Sesudah: 3.220 × 24,03 miliar = Rp77,4 triliun
-
Penurunan: ±Rp6,0 triliun
-
BBRI:
- Sebelum: 4.170 × 151,56 miliar = Rp632,0 triliun
- Sesudah: 4.100 × 151,56 miliar = Rp621,4 triliun
- Penurunan: ±Rp10,6 triliun
Penurunan saham BBRI mencerminkan kehati-hatian pelaku pasar menghadapi potensi perlambatan kredit konsumsi dan rencana kebijakan makroprudensial Bank Indonesia menjelang akhir kuartal ketiga 2025.
Pergerakan IHSG yang Defensif
Saham ANTM ditutup di level Rp3.220 per saham, merosot Rp250 atau -7,20% dibandingkan harga penutupan sebelumnya. Sementara itu, saham BBRI terkoreksi lebih moderat dengan harga sebesar Rp4.100 per saham, turun Rp70 atau -1,68%.
Kondisi ini mencerminkan corak perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung defensif. Investor lebih memilih menahan dana sambil menunggu rilis data inflasi domestik dan keputusan suku bunga dari bank sentral Amerika Serikat.
Saham-saham berbasis komoditas logam dan perbankan menjadi target aksi jual karena sensitivitasnya terhadap volatilitas nilai tukar dan suku bunga. Dengan tekanan simultan pada dua sektor besar—pertambangan dan perbankan—pasar diperkirakan akan bergerak terbatas hingga penutupan sesi kedua.
Analis menyarankan investor untuk mencermati pergerakan harga emas internasional dan kebijakan moneter global sebagai indikator utama arah pergerakan saham ANTM dan BBRI dalam beberapa hari ke depan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!