Wakil Ketua Kadin: Pidato Prabowo di PBB Bisa Tingkatkan Ekonomi Dalam Negeri

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pidato Presiden Prabowo di PBB Berpotensi Tingkatkan Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Pidato yang disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, dinilai memiliki potensi untuk menarik investasi serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro Ekonomi Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Aviliani.

Aviliani menyatakan bahwa Indonesia kini berada pada posisi strategis sebagai negara berkembang dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Meskipun terdapat perbedaan pendapat di masyarakat mengenai isi pidato Prabowo terkait Palestina dan Israel, ia menilai bahwa posisi Presiden saat ini semakin diperhitungkan di kancah internasional. Hal ini juga membawa dampak positif bagi Indonesia dalam memperkuat posisinya sebagai negara yang menarik minat investasi dan kerja sama global.

“Sebenarnya ini momentum baik. Kalau orang sudah dipercaya, mau minta apa saja pasti bisa,” ujar Aviliani dalam keterangan tertulis yang diterima saat menjadi pembicara di Katadata Policy Dialogue.

Namun, ia menekankan bahwa kepercayaan internasional harus diimbangi dengan kesiapan domestik, khususnya dari segi birokrasi maupun perizinan berusaha. Menurut Aviliani, birokrasi yang lambat dan prosedur yang rumit masih menjadi tantangan utama bagi Indonesia dalam memaksimalkan peluang global.

“Jangan sampai sudah dipercaya, ketika investor masuk ke Indonesia, banyak persoalan yang mereka akhirnya tidak jadi. Birokrasi ini menjadi masalah dari tahun ke tahun,” kata Aviliani.

Aviliani menjelaskan bahwa kondisi demografi suatu negara menjadi salah satu faktor krusial dalam menentukan pertumbuhan ekonomi. Jumlah penduduk usia produktif memengaruhi konsumsi dan investasi. “Demografi sangat menentukan bagaimana perekonomian itu tumbuh, makanya kalau kita lihat yang bisa tumbuh 4-5% ke atas itu adalah negara berkembang. Negara-negara maju cenderung hanya sampai 2-3%,” tambahnya.

Menurut Aviliani, situasi sejumlah negara maju kini mengalami pertumbuhan konsumsi yang lambat akibat populasi yang menua, sehingga investasi juga cenderung menurun. Sebaliknya, negara-negara berkembang masih memiliki permintaan domestik yang kuat dan peluang investasi tinggi.

“Tidak ada orang yang mau berinvestasi ketika konsumsi turun. Nah, sekarang tinggal bagaimana kebijakan-kebijakan pemerintah itu bisa membuat investor tertarik masuk ke Indonesia,” ujarnya.

Dengan demikian, Aviliani menilai bahwa keberhasilan Indonesia dalam menarik investasi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi tidak hanya bergantung pada posisi internasional, tetapi juga pada kemampuan pemerintah dalam menciptakan lingkungan bisnis yang lebih efisien dan ramah investor. Dengan kombinasi antara kepercayaan internasional dan kesiapan domestik, Indonesia memiliki peluang besar untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan memperkuat posisinya di panggung global.