Apindo Soroti Tantangan PHK Massal di Sektor Tekstil

Peran Kementerian dan Pemangku Kepentingan dalam Menghadapi PHK Massal di Industri TPT

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai bahwa masalah pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang terjadi di industri tekstil dan produk tekstil (TPT) memiliki kompleksitas tinggi. Oleh karena itu, tidak dapat disebutkan hanya sebagai kesalahan satu kementerian atau pihak tertentu.

Menurut Ketua Bidang Perdagangan Apindo, Anne Patricia Sutanto, sebaiknya semua pihak menyampaikan data dan analisis yang akurat. Ia menegaskan bahwa masalah PHK massal bukan hanya menjadi tanggung jawab satu lembaga, tetapi membutuhkan pendekatan yang jelas dan strategi berbasis data.

Memanfaatkan Momentum Perjanjian Dagang

Anne menyoroti pentingnya memanfaatkan momentum perjanjian dagang baru antara Pemerintah Indonesia dengan Kanada dan Uni Eropa (EU). Ia menilai bahwa kesempatan ini harus dimanfaatkan oleh seluruh pihak untuk menyatukan persepsi serta memperkuat daya saing industri TPT baik di pasar domestik maupun internasional.

Ia menekankan bahwa iklim usaha di industri TPT nasional perlu diperbaiki bersama, bukan dengan saling menyalahkan. Tingkat kepercayaan antar pemangku kepentingan harus dipupuk agar bisa memperkuat industri padat karya di sektor TPT.

Memastikan Implementasi di Lapangan

Selain itu, Anne mengatakan bahwa pengusaha bersama seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan pekerja, sebaiknya fokus pada dialog intensif yang berorientasi pada solusi. Hal ini penting dilakukan untuk memastikan implementasi di lapangan berjalan secara bersama-sama.

“Kondisi ini sangat penting untuk membangun daya saing TPT di tingkat lokal maupun global,” ujarnya.

Komitmen Apindo dalam Menciptakan Lapangan Kerja

Apindo, lanjut Anne, tetap berkomitmen menciptakan lapangan kerja (job creation) sekaligus meningkatkan daya saing nasional. Ia mendorong pelaku usaha dari hulu hingga hilir untuk bersatu dalam membangun industri TPT nasional.

Ia juga menekankan pentingnya investasi dalam modernisasi mesin serta peningkatan riset dan pengembangan (R&D). Menurutnya, banyak mesin di industri hulu masih tua dan perlu diganti dengan yang lebih modern agar bisa bersaing. Selain itu, peningkatan R&D akan membantu meningkatkan pengembangan produk dan menambah nilai tambah.

Penyebab PHK Massal yang Lebih Rumit

Apindo menegaskan bahwa tudingan yang menyalahkan Kemenperin atas maraknya PHK di industri TPT tidak berdasar. Menurut Anne, persoalan PHK massal melibatkan banyak faktor struktural dan eksternal, sehingga tidak bisa hanya dilimpahkan kepada satu kementerian.

Dalam konteks yang lebih luas, hal ini menunjukkan bahwa solusi yang diperlukan memerlukan kolaborasi lintas sektor dan pihak terkait. Dengan pendekatan yang komprehensif dan koordinasi yang baik, diharapkan industri TPT dapat bangkit kembali dan tetap kompetitif di pasar global.