Bank BUMN Kompak Naikkan Suku Bunga Deposito Valas, Ekonom: Perkuat Likuiditas

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kenaikan Suku Bunga Deposito Valas: Strategi untuk Memperkuat Likuiditas Perbankan

Empat bank pelat merah di Indonesia, yaitu Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN, secara bersama-sama menaikkan suku bunga deposito valuta asing (valas) dalam denominasi dollar AS menjadi 4 persen per tahun. Kebijakan ini berlaku untuk jangka waktu mulai dari 1 bulan hingga 12 bulan, dengan besaran bunga yang sama untuk semua strata nominal.

Menurut ekonom Maybank Myrdal Gunarto, kenaikan suku bunga ini bertujuan untuk menarik lebih banyak dana asing ke dalam sistem perbankan Indonesia. Saat ini, tingkat bunga deposito valas tersebut lebih tinggi dibandingkan batas maksimal yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), yaitu 2,25 persen. Dengan peningkatan ini, diharapkan likuiditas perbankan dapat diperkuat menghadapi dinamika pasar global.

Pemerintah juga memanfaatkan momentum ini untuk menjaga stabilitas moneter dan makroekonomi domestik, terutama dalam menjaga nilai tukar rupiah. Menurut Myrdal, langkah ini bisa membantu memperkuat posisi cadangan devisa negara. Indonesia selama lima tahun terakhir mencatat surplus perdagangan minimal 2 miliar dollar AS per bulan, serta defisit transaksi berjalan yang rendah, kurang dari 1,5 persen sejak 2020. Cadangan devisa Indonesia pada Agustus 2025 tercatat sebesar 150,7 miliar dollar AS.

Namun, ada potensi risiko jika permintaan valas domestik meningkat akibat peningkatan minat masyarakat terhadap deposito valas. Situasi ini bisa memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah jika pasokan valas dari luar negeri, seperti ekspor netto, arus uang masuk, dan investasi asing langsung tidak cukup memenuhi permintaan.

Pengamat perbankan sekaligus Kepala Riset LPPI Trioksa Siahaan menyatakan bahwa kenaikan suku bunga deposito valas merupakan upaya bank untuk meningkatkan likuiditas valas. Jika bunga valas semakin tinggi, masyarakat cenderung beralih ke valas, yang bisa berdampak pada pelemahan rupiah.

Direktur Utama BRI Hery Gunardi menegaskan bahwa kebijakan ini bukan hanya memberikan alternatif diversifikasi portofolio bagi investor, tetapi juga memperkuat posisi BRI sebagai bank dengan fundamental kuat dan likuiditas stabil. “Dengan tingkat bunga yang lebih menarik, BRI membuka peluang bagi investor untuk memperoleh imbal hasil optimal sembari mengakses stabilitas sistem keuangan Indonesia,” katanya.

Hery menambahkan bahwa kenaikan suku bunga ini merupakan respons terhadap dinamika pasar global dan strategi untuk memperluas basis dana valuta asing. Sedangkan Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan bahwa penyesuaian suku bunga dollar AS adalah strategi untuk menarik lebih banyak dana valas ke Indonesia. “Kami ingin memastikan bahwa produk valas BTN tetap kompetitif dan menjadi pilihan menarik bagi nasabah,” jelasnya.

Kebijakan ini akan mulai berlaku pada 5 November 2025. Peningkatan suku bunga deposito valas ini menjadi langkah penting dalam menjaga stabilitas keuangan nasional dan memperkuat daya tarik Indonesia sebagai pusat investasi.