BGN Akui Kekurangan Ahli Gizi, Undang Profesional dan Lulusan Baru Daftar ke SPPG

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kekurangan Ahli Gizi di Program Makan Bergizi Gratis

Badan Gizi Nasional (BGN) mengakui adanya kekurangan tenaga ahli gizi yang bekerja di unit satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) atau dapur umum makan bergizi gratis (MBG). Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang, mengajak para ahli gizi berpengalaman dari seluruh Indonesia untuk mendaftar sebagai tenaga pendukung di SPPG. Menurutnya, saat ini BGN sedang menghadapi keterbatasan sumber daya yang memahami bidang gizi.

“Karena kami kekurangan ahli gizi. Lebih senang lagi kalau yang sudah berpengalaman. Karena kami sekarang sudah kehabisan, sudah kehabisan stok,” ujar Nanik dalam konferensi pers di Kantor BGN, Jakarta Pusat, pada Jumat (26/9).

Meski demikian, BGN juga membuka peluang bagi lulusan baru yang memiliki minat di bidang gizi. Ini menjadi bagian dari upaya untuk menambal kekurangan sumber daya manusia (SDM) ahli gizi dalam proyek MBG. Nanik optimistis bahwa generasi muda lebih cepat belajar karena akses informasi yang lebih luas, termasuk melalui media sosial.

“Kalau ada salah-salah mari kita perbaiki, tapi kasih kesempatan mereka juga untuk bisa bekerja di dapur MBG, daripada menganggur,” tambahnya.

Angka Keracunan yang Mengkhawatirkan

BGN mencatat sejak Januari hingga 25 September, terdapat 5.914 penerima manfaat MBG yang mengalami keracunan. Kasus tersebut tersebar di 70 lokasi dan melibatkan anak sekolah serta ibu hamil. Berdasarkan wilayah, keracunan terbanyak terjadi di Wilayah II atau Jawa dengan 41 kasus yang melibatkan 3.610 orang. Di urutan berikutnya, Wilayah I Sumatra melaporkan 9 kasus dengan 1.307 orang terdampak. Sementara Wilayah III yang mencakup NTB, NTT, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua, tercatat 20 kasus dengan 997 orang mengalami keracunan.

Lonjakan kasus keracunan terjadi pada Agustus dan September. Pada Januari, tercatat 4 kasus dengan 94 korban. Jumlah itu meningkat drastis menjadi 9 kasus dengan 1.988 orang terdampak pada Agustus, lalu kembali naik menjadi 44 kasus dengan 2.210 orang terdampak pada September.

Daerah dengan Korban Terbanyak

Lima daerah dengan jumlah korban terbanyak adalah:

  • Kota Bandar Lampung dengan 503 orang
  • Kabupaten Lebong, Bengkulu dengan 467 orang
  • Kabupaten Bandung Barat dengan 411 orang
  • Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah dengan 339 orang
  • Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta dengan 305 orang

Penyebab Keracunan

BGN mengidentifikasi beberapa penyebab utama insiden tersebut. Bakteri E. coli ditemukan berasal dari air, nasi, tahu, dan ayam. Selain itu, Staphylococcus aureus ditemukan pada tempe dan bakso, serta Salmonella pada ayam, telur, dan sayuran.

Bakteri Bacillus cereus juga ditemukan pada mie, sementara kontaminasi air menyebabkan penyebaran bakteri Coliform, Klebsiella, Proteus, serta kandungan logam berat timbal (Pb). Hal ini menunjukkan pentingnya pengawasan kualitas makanan dan sanitasi di dapur umum MBG.