
Anak Berusia 7 Tahun dengan Perjuangan Tak Terlihat
Di Desa Temuwulan, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, hidup seorang bocah bernama Sulton. Usianya masih 7 tahun, namun kehidupannya penuh dengan tantangan berat. Sejak lahir, Sulton harus menghadapi kondisi kesehatan yang tidak normal. Ia menderita penyakit jantung bocor, serta mengalami stunting yang membuat tubuhnya terlihat lemah dan kurus.
Meskipun begitu, Sulton tetap berusaha menjalani kehidupan sehari-hari seperti anak-anak seusianya. Setiap pagi, ia berangkat ke sekolah TK setempat. Setelah pulang sekolah, ia juga masih sempat ikut mengaji bersama teman-temannya di TPQ dekat rumah. Namun, seringkali rasa sakit yang menyerang membuatnya harus berhenti bermain dan hanya bisa berbaring di rumah.
“Ketika sakitnya kambuh, dia sering menangis lama. Sangat sulit untuk menenangkannya,” ujar Galang, Kepala Dusun Tondowulan, saat ditemui di lokasi.
Sulton tinggal bersama ibunya, Nur Azizah, dan neneknya yang sudah tua. Ayahnya telah lama meninggalkan keluarga, sehingga Nur Azizah menjadi satu-satunya penghidup bagi seluruh keluarga. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, ia bekerja sebagai buruh di pabrik pemotongan ayam di Palosari, yang merupakan milik Bupati Jombang Warsubi.
Dari hasil kerjanya, Nur Azizah menghidupi anak-anaknya sekaligus membantu sang ibu. “Nur Azizah ini luar biasa. Dia harus bekerja untuk biaya makan, sekolah anak-anak, serta merawat ibunya. Sulton dan kakaknya memang sering sakit sejak kecil, tapi sekarang hanya si adik yang masih butuh perawatan serius,” tambah Galang.
Setiap satu hingga dua minggu sekali, Sulton rutin dibawa ke puskesmas setempat untuk pemeriksaan. Namun, pengobatan lanjutan ke rumah sakit masih terbatas karena semua biaya ditanggung oleh Nur Azizah sendiri. “Kontrolnya belum ditanggung BPJS. Jadi masih mandiri, ibunya yang menanggung semua,” jelas Galang.
Penyakit yang diderita Sulton bukanlah penyakit ringan. Jantung bocor yang dialaminya membutuhkan perawatan medis intensif. Ditambah lagi dengan masalah kekurangan gizi, membuat daya tahan tubuhnya sering menurun. Hal ini semakin memperberat beban keluarga.
Perjuangan Sulton tidak hanya menjadi perhatian keluarganya, tetapi juga warga sekitar. Mereka berharap ada uluran tangan dari pemerintah atau para dermawan agar anak itu bisa mendapatkan perawatan yang lebih baik. “Kami di desa hanya bisa membantu sebisanya. Tapi untuk pengobatan khusus, jelas butuh dukungan lebih. Harapan kami ada bantuan dari pemerintah agar Sulton bisa mendapatkan perawatan medis yang layak,” ujar Galang.
Meski kesehatannya sering terganggu, semangat Sulton untuk belajar tak pernah padam. Ia tetap berusaha hadir di sekolah, bercengkerama dengan teman-temannya, dan tersenyum meski rasa sakit kadang menyerang tanpa ampun. Di balik tubuh ringkihnya, tersimpan keberanian besar seorang bocah kecil yang ingin tetap meraih masa depan.
Namun, tanpa bantuan nyata, perjuangannya bisa terhambat. Kini, keluarga dan warga desa hanya bisa berharap ada tangan-tangan baik yang hadir, agar Sulton bisa tumbuh sehat, menggapai cita-citanya, dan tak lagi terbebani oleh penyakit yang menggerogoti sejak kecil.
“Semoga bisa segera mendapatkan perawatan intensif, mengingat penyakit yang diderita bukan penyakit biasa,” pungkas Galang.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!