Kupon SBN Ritel Turun, Investor Diminta Lindungi Investasi

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Prediksi Kupon SBN Ritel yang Lebih Rendah pada 2026

Pada tahun 2026, kupon atau imbal hasil dari Surat Berharga Negara (SBN) Ritel diprediksi akan mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena adanya ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan yang akan dilakukan oleh Bank Indonesia. Dengan situasi ini, para investor disarankan untuk segera memanfaatkan kesempatan saat ini, di mana kupon masih dalam kondisi kompetitif.

Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kementerian Keuangan, Deni Ridwan, menjelaskan bahwa penurunan suku bunga acuan pada 2026 akan langsung berdampak pada yield atau tingkat pengembalian dari SBN Ritel yang akan diterbitkan pada masa tersebut. Dengan demikian, kemungkinan besar kupon yang ditawarkan kepada investor juga akan turun. Untuk itu, Deni menyarankan agar investor segera mengamankan posisi investasi mereka dengan membeli SBN Ritel yang akan diterbitkan di sisa tahun 2025.

Di sisa 2025, DJPPR akan menerbitkan dua jenis SBN Ritel. Yang pertama adalah ORI028, yang akan dibuka untuk pemesanan mulai tanggal 29 September hingga 23 Oktober 2025. Produk ini tersedia dalam dua tenor, yaitu tiga tahun dan enam tahun. Selain itu, SBN Ritel lainnya juga akan terus hadir sebagai pilihan investasi bagi masyarakat.

Deni menyampaikan bahwa SBN Ritel memiliki keunggulan utama dalam hal pembagian kupon. Kupon SBN Ritel dibayarkan secara bulanan, sehingga bisa menjadi sumber cashflow yang stabil bagi para pebisnis. Sementara itu, SBN non ritel memiliki pembagian kupon setiap enam bulan. Namun, ia menekankan bahwa pilihan produk harus sesuai dengan tujuan dan profil risiko investor.

Investasi dengan Risiko Minimal

Selain itu, Deni menilai bahwa berinvestasi di SBN Ritel merupakan salah satu cara untuk melakukan investasi dengan risiko yang minim. Oleh karena itu, ia merekomendasikan investor untuk lebih memilih produk SBN Ritel dengan tenor panjang. Menurutnya, produk dengan tenor panjang cenderung lebih diminati oleh pasar saat penawaran dibuka. Selain itu, SBN Ritel bertenor panjang biasanya menawarkan kupon atau imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk bertenor pendek.

“Dalam berinvestasi, ibarat sepak bola, attacks win you games, but defence wins you titles. Menang jangka pendek perlu, tapi fondasi jangka panjang lebih penting,” tambah Deni.

Tren Penurunan Kupon dan Minat Investor

Berdasarkan catatan bisnis, terdapat tren penurunan kupon atau imbal hasil seiring dengan penurunan suku bunga acuan. Rendahnya kupon juga sejalan dengan rendahnya minat investor dalam menyerap produk ini. Namun, beberapa produk SBN Ritel pada awal tahun 2025 berhasil mencatatkan animo yang sangat tinggi.

Contohnya, produk ORI027, yang awalnya menargetkan dana terhimpun sebesar Rp25 triliun, akhirnya mencapai nilai pemesanan sebesar Rp28 triliun. Tingginya animo ini membuat Kemenkeu meningkatkan target nasional menjadi Rp32 triliun. Hasil penjualan ORI027 akhirnya mencapai Rp37,35 triliun, dengan rincian Rp32,96 triliun untuk ORI027T3 dan Rp4,39 triliun untuk ORI027T6.

Capaian ini bahkan mencetak rekor pemesanan tertinggi dalam sejarah SBN Ritel. Sebelumnya, rekor tersebut dipegang oleh SR008 pada 2016 dengan nilai dana penawaran masuk sebesar Rp31,5 triliun.

Selain ORI027, dua produk lainnya yakni ST014 dan SR022 juga mencatatkan peningkatan target dana penawaran setelah angka penawaran melebihi target awal. Ketiga produk ini diterbitkan saat suku bunga berada di level 5,75%.

Namun, penawaran masuk terhadap SBN Ritel setelahnya berangsur-angsur tidak memenuhi target penjualan. Misalnya, SBR014 yang diterbitkan saat suku bunga BI sebesar 5,50% hanya mampu menyerap Rp14,91 triliun dari target Rp15 triliun. Begitu juga dengan SR023 yang diterbitkan pada saat suku bunga sebesar 5,00%, hanya mampu menyerap Rp18,73 triliun dari target Rp20 triliun.

Data Realisasi Penjualan SBN Ritel

Berikut adalah data realisasi penjualan SBN Ritel yang telah dirangkum:

| Produk | Total Terjual (Triliun) | Tenor | Target Penjualan (Triliun) | Persentase (%) | Suku Bunga | Kupon Realisasi Tenor Pendek (Triliun) | Kupon Realisasi Tenor Panjang (Triliun) | |--------------|-------------------------|------------|----------------------------|----------------|------------|----------------------------------------|-----------------------------------------| | ORI027 | 37,35 | 3 dan 6 tahun | 32 | 116,71875 | 5,75% | 32,96 | 4,39 | | ST014 | 23,35 | 3 dan 6 tahun | 22,5 | 103,7777778 | 5,75% | 19,35 | 3,99 | | SR022 | 27,84 | 3 dan 6 tahun | 21 | 132,5714286 | 5,75% | 20,98 | 6,85 | | SBR014 | 14,91 | 3 dan 6 tahun | 15 | 99,4 | 5,50% | 11,59 | 3,31 | | SR023 | 18,73 | 3 dan 6 tahun | 20 | 93,65 | 5,00% | 12,14 | 6,59 |

Data ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan kupon, SBN Ritel tetap menjadi pilihan investasi yang menarik, terutama bagi investor yang ingin memperoleh imbal hasil yang stabil dan relatif aman.