
Pengalaman Adrian dalam Berkendara antar Kota
Adrian, seorang pemuda berusia 27 tahun asal Temanggung, Jawa Tengah, telah bekerja di Jakarta selama hampir tiga tahun. Ia merantau ke ibu kota untuk bekerja di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi. Meskipun tinggal di Jakarta, Adrian tetap menjaga hubungan dengan keluarganya yang tinggal di kampung halamannya.
Setiap bulan, ia rutin melakukan perjalanan bolak-balik antara Jakarta dan Temanggung menggunakan transportasi umum. Biasanya, Adrian memilih kereta api karena lebih nyaman dan terjangkau. Dalam perjalanan, ia sering berhenti di Yogyakarta untuk bertemu teman-temannya yang dulu menempuh pendidikan kuliah bersama. Dari sana, ia melanjutkan perjalanan ke Temanggung.
Menurut Adrian, transportasi umum ke daerah seperti Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta cukup mudah diakses. Baik dari segi ketersediaan armada maupun harga tiket, transportasi tersebut relatif terjangkau. Namun, ia mengakui bahwa saat libur panjang, persaingan membeli tiket kereta api menjadi sangat ketat. Kebiasaan ini membuatnya sering mencari alternatif lain, seperti naik bus atau travel.
Selama tiga tahun terakhir, Adrian menyaksikan peningkatan kenyamanan dan keamanan layanan transportasi umum. Kereta ekonomi kini memiliki fasilitas yang lebih baik, sementara bus juga tersedia dalam berbagai pilihan, mulai dari bus biasa hingga sleeper bus.
Pertumbuhan Lapangan Usaha Transportasi
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lapangan usaha transportasi dan pergudangan mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,75% secara year-on-year (YoY) hingga semester I/2025. Pertumbuhan ini merupakan yang ketiga terbesar, setelah lapangan usaha jasa lainnya yang tumbuh 10,59% YoY dan lapangan usaha jasa perusahaan yang meningkat 9,29% YoY.
Kontribusi lapangan usaha transportasi dan pergudangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 6,21% pada kuartal II/2025, lebih tinggi dibandingkan kuartal I/2025 yang sebesar 6,08%. Data ini menunjukkan bahwa sektor transportasi semakin penting dalam perekonomian nasional.
Perkembangan Jumlah Penumpang
Dari aspek perkembangan transportasi, moda kereta api masih menjadi pilihan utama. Pada Juli 2025, jumlah penumpang kereta api mencapai 50,11 juta orang, meningkat sebesar 9,8% dibandingkan Juli 2024. Sementara itu, jumlah penumpang angkutan udara domestik mencapai 5,47 juta, angkutan udara internasional sebanyak 1,82 juta, angkutan laut domestik sebanyak 2,9 juta, dan angkutan sungai, danau, serta penyeberangan sebanyak 4,43 juta.
Menurut Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Edy Mahmud, kereta api Jabodetabek masih mendominasi jumlah penumpang, yaitu sebanyak 31,4 juta hingga Juli 2025. Sementara itu, penumpang kereta api jarak jauh untuk wilayah Jawa non-Jabodetabek mencapai 9,08 juta orang.
Tren pergerakan penumpang di semua moda transportasi publik hingga Juli 2025 meningkat, kecuali di angkutan sungai, danau, dan penyeberangan yang cenderung turun. Di antara moda transportasi yang mengalami peningkatan signifikan adalah angkutan udara dengan pertumbuhan 14,56% YoY dan angkutan laut domestik yang tumbuh 11,55% YoY. Selain itu, penumpang MRT mencapai 4,53 juta, LRT sebanyak 3,22 juta, dan kereta cepat Whoosh sekitar 580.000 orang.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!