
Perjanjian Perdagangan Baru Antara Kanada dan Indonesia
Perjanjian perdagangan baru antara Kanada dan Indonesia menjadi langkah penting dalam memperkuat hubungan bilateral kedua negara. Dengan perjanjian ini, Indonesia menjadi negara pertama di kawasan ASEAN yang memiliki kesepakatan perdagangan bilateral dengan Kanada. Kesepakatan ini menandai awal dari kolaborasi ekonomi yang lebih luas dan berkelanjutan antara dua negara.
Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, menyampaikan bahwa perjanjian ini akan membuka peluang ekonomi yang besar bagi para pekerja dan bisnis di kedua negara. Ia menjelaskan bahwa perjanjian ini tidak hanya membuka pasar baru, tetapi juga mendorong investasi yang lebih besar antara negara-negara berkembang. Dalam pernyataannya, Carney menekankan bahwa pemerintah Kanada sedang berupaya untuk mendiversifikasi dan memperkuat kemitraan dengan negara lain guna menciptakan kesejahteraan, keamanan, dan peluang karier berkualitas tinggi bagi para pekerja Kanada.
Manfaat bagi Indonesia dan Kanada
Dalam kunjungan Presiden Indonesia Prabowo Subianto ke Ottawa, Indonesia dan Kanada menandatangani perjanjian dagang ICA-CEPA. Dengan adanya perjanjian ini, Indonesia mendapatkan pembebasan tarif ekspor ke Kanada, serta menciptakan lingkungan yang lebih transparan dan terprediksi untuk perdagangan dan investasi.
Perjanjian ini juga membuka peluang baru bagi pekerja dan industri Kanada di sektor teknologi bersih, agri-pangan, infrastruktur, mineral penting, dan jasa keuangan. Setelah sepenuhnya diimplementasikan pada 2026, lebih dari 95% ekspor Kanada ke Indonesia akan mengalami pengurangan hingga penghapusan tarif sepenuhnya. Hal ini membuat ekspor Kanada seperti gandum, kalium, kayu, dan kedelai lebih kompetitif di pasar Indonesia.
Perjanjian Pembiayaan Investasi
Untuk mendorong investasi kedua negara, Carney dan Prabowo menyambut baik perjanjian antara Export Development Canada (EDC) dan Indonesia Investment Authority (INA). Dalam kemitraan ini, EDC akan menyediakan pembiayaan utang hingga US$ 825 juta atau setara Rp 13,76 triliun kepada INA.
Kedua lembaga ini akan bekerja sama menarik investasi serta menciptakan peluang bisnis baru bagi eksportir dan investor Kanada, termasuk di sektor infrastruktur, layanan digital, energi terbarukan, dan manufaktur canggih.
Memperkuat Kerja Sama dengan Kadin
Kerja sama perdagangan juga diperkuat melalui Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Dewan Bisnis Kanada menandatangani perjanjian dengan Kadin untuk memperkuat hubungan perdagangan dan investasi, membangun jaringan aliansi bisnis yang kuat melalui misi perdagangan bilateral.
Perjanjian ini akan memperkuat jaringan aliansi bisnis melalui misi perdagangan bilateral. Dengan proyeksi Indonesia menjadi salah satu dari lima ekonomi terbesar dunia pada 2050, kemitraan ini membuka potensi besar bagi pekerja, bisnis, dan investor Kanada.
“Perjanjian ini akan membuka peluang baru bagi bisnis Kanada di salah satu ekonomi terkemuka di Asia Tenggara,” kata Menteri Perdagangan Internasional Kanada, Maninder Sidhu.
Kerja Sama di Sektor Pertahanan
Selain ekonomi, Kanada dan Indonesia menandatangani Perjanjian Kerja Sama Pertahanan baru, kelanjutan dari Nota Kesepahaman Kerja Sama Militer bulan lalu. Perjanjian ini akan memperdalam kolaborasi di bidang pelatihan dan pendidikan militer, keamanan maritim, pertahanan siber, dan pemeliharaan perdamaian.
“Memperkuat hubungan pertahanan kami dengan mitra-mitra utama seperti Indonesia menunjukkan komitmen Kanada untuk mendukung perdamaian, keamanan, dan stabilitas regional, dan akan terus demikian untuk jangka panjang,” ujar Menteri Pertahanan Nasional Kanada, David J McGuinty.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!